Post-Event: Webinar APIK: Seluk Beluk Hak Kekayaan Intelektual

Published by Muhammad Hilmy Alfaruqi on

Share the story

Peneliti-peneliti, khususnya di perguruan tinggi dan perusahaan diharapkan dapat menghasilkan riset unggulan dengan luaran tidak hanya berupa artikel ilmiah namun juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri. Luaran dari penelitian tersebut juga memerlukan proteksi secara yuridis yang dapat dilakukan melalui aplikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI juga sudah menjadi kebijakan yang terintegrasi dengan kegiatan penelitian baik di universitas, lembaga penelitian, dan industri.

Di beberapa negara, HKI telah dimanfaatkan secara optimal oleh universitas untuk menggairahkan minat peneliti universitas dalam melahirkan invensi. Universitas juga dapat memanfaatkan HKI sebagai pijakan untuk melakukan kerjasama dengan industri. Universitas yang tidak memiliki kapasitas untuk memproduksi, atau memasarkan invensi, tentu dapat memberikan lisensi kepada industri untuk melakukan hal tersebut tanpa kehilangan hak untuk mendapatkan imbalan, royalti, maupun hibah, yang dapat digunakan untuk pengembangan riset maupun kegiatan akademik lainnya.

Pada kenyataannya ditemukan banyak peneliti Indonesia yang belum memahami atau belum terlibat dalam menerbitkan HKI. Oleh karena itu, merespon hal-hal di atas, Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea mengadakan webinar HKI dengan judul “Seluk Beluk Hak Kekayaan Intelektual: Peningkatan Hasil Inovasi Melalui Perlindungan Kekayaan Intelektual Bagi Peneliti Universitas dan Industri” pada 21 Agustus 2022 lalu dengan menghadirkan narasumber-narasumber dari universitas dan juga industri yang memiliki banyak pengalaman di ranah HKI, yaitu: I Ketut Mudite Adnyane, Ph.D (IPB University), Windi Muziasari, Ph.D (Resistomap Oy, Finland), dan Sugeng Supriadi, Ph.D (University of Indonesia). 

Narasumber pertama, I Ketut Mudite Adnyane, Ph.D, menyampaikan tentang dasar-dasar HKI, mekanisme pendaftaran, pengalaman dalam HKI dan produksi lab to market. Sedangkan narasumber kedua, Windi Muziasari, Ph.D, menceritakan start up yang didirikannya yaitu Resistomap Oy serta menjelaskan aktivitas riset dan inovasi di industri, HKI dalam industri, pengalaman dan implementasi HKI di industri. Adapun narasumber ketiga, Sugeng Supriadi, Ph.D, menyampaikan terkait peluang dan tantangan riset lab to market di universitas, pengalaman dalam HKI dan produksi lab to market.

Acara berjalan sangat meriah dimoderatori oleh Harashta Tatimma. Lebih dari 50 peserta menghadiri acara webinar kali ini dan begitu banyak pertanyaan menarik dari juga didiskusikan. Tentu tidak ketinggalan sambutan dari Ketua Umum APIK, Thomhert Suprapto Siadari, PhD, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul, Gogot Suharwoto, PhD.

Bagi Rekan-rekan yang belum berkesempatan hadir, rekaman kegiatan webinar ini telah diunggah di kanal YouTube APIK dan dapat diakses melalui tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=7uCacNt0wAw atau langsung memutar video dibawah ini:

Sampai bertemu pada kegiatan APIK berikutnya. Salam kolaborasi!


Muhammad Hilmy Alfaruqi

Muhammad Hilmy Alfaruqi

Research Professor, Dept. Materials Science & Engineering, Chonnam National University

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *